Translate

Friday 27 May 2016

Definisi Lain 'Jodoh'

Rasanya bahagia, bisa kembali berkesempatan membuka blog ini. Rasa-rasanya ini sudah berdebu dan usang, tapi semoga rahmat dan karunia Allah ini bisa terus aku syukuri. Bersyukur dengan terus membagikan cerita, mengukir sejarah dan menapaki setiap tangga mimpi.

Minggu-minggu ini aku sedang disibukkan untuk mengurusi beberapa hal tentang beasiswa studi lanjutku, berikhtiar saja untuk terus menjalani skenario terang yang telah Allah tunjukkan kepadaku. Mencoba untuk menghayati kesyukuran atas nikmatNya yang berlimpah hingga saat ini. Sore ini aku terhentak karena sampai saat ini sudah bolak balik kantor Kelurahan Rawamangun tapi belum juga menemukan titik terang, tentang fc KK dan KTP sesorang yang tinggal di daerah Rawamangun. Rasanya hampir saja putus asa dan berhenti hingga akhirnya teringat bahwa aku punya beberapa kenalan Ibu-ibu yang tinggal di Rawamangun. Aku biasa kongkow bersama  mereka di taman surganya Allah tiap ahad (red:pengajian). Semoga ini menjadi solusi dari fc KK dan KTP yang sampai saat ini belum menuai solusi. Setelah selesai kongkow di taman surga, aku menghampiri salah satu Ibu yang entah mengapa sejak kemaren wajahnya selalu terbesit di pikiran ketika aku sedang memikirkan fc KK dan KTP itu. Aku mungkin memang berjodoh dengan Ibu tersebut, hingga Allah mengahantarkan aku kepadanya, bukan kepada Ibu yang lain. Wajah sumringahnya menyambutku, ketika aku hampiri beliau dan menyampaikan maksud hati ingin meminta tolong kepadanya. tidak ada keraguan dari hatinya untuk membantuku menyelesaikan ganjelan pikiran yang sejak kemaren menggangguku. alhamdulillah... Ingat sekali, sore itu hujan rintik mengiringi langkahku bersamanya dan seorang putri keduanya. Gadis itu adalah adik juniorku di kampus dan aku tau betul perjuangannya menembus UNJ dan mempertahankan untuk tetap bisa kuliah di kampus pergerakan itu. kita sampai di sebuah rumah kontrakkan yang membuat hatiku basah. untung saja aku masih bisa membendung bulir beningku agar tak jatuh disaat yang tidak tepat. Tidak banyak kata yang mampu aku ucapkan, mungkin hanya sepatah dua patah saja. Rasanya lidahku ini kelu, tercekat oleh sesuatu yang aku tidak tau itu apa.
Aku kagum kepada sosoknya, aku kagum akan ketangguhan, keyakinan, kebaikan hati yang dimiliki oleh keluarga kecil ini. Ia sudah lama ditinggalkan oleh suaminya, sendiri saja menghidupi keempat anaknya; dua gadis mahasiswa dan dua jagoan hebat yang masih berada di bangku sekolah. Sering kali ia bercerita tentang perlakuan semena-mena yang menimpa anaknya yang berkebutuhan khusus. Allah.. masih ada orang-orang yang tidak berpikir jernih, yang seharusnya bisa mempergunakan akal yang telah Allah berikan. Tapi ia sangat percaya bahwa Allah begitu menyayanginya, Kunjunganku ke istana kecilnya sore itu mengajariku definisi jodoh yang berbeda. Saat dahulu aku hanya mendifinisikan jodoh tentang seseorang yang Allah takdirkan untuk menjadi sebagian dari hidupku, tapi kini aku mampu mendifinisakannya dengan sudut pandang yang semakin luas. Jodoh adalah ketetapan Allah tentang sesiapa saja yang mampu memberikan erti dalam ruang-ruang kehidupan. Sesiapa saja yang melengkapi puzzle kehidupan kita. Ibu tangguh itu adalah jodohku, jodoh yang Allah kirimkan kepadaku, untuk mengajari erti hidup lebih dalam. memaknainya dengan penuh kesyukuran. Allah tidak pernah tidur, tidak pernah Alfa, tidak pernah salah perhitungan. Hal jazaaul ihsaan illal ihsan (balasan kebaikan itu adalah juga kebaikan). (SNH)

No comments:

Post a Comment