Translate

Friday 27 May 2016

Namanya Hulwah

Manis seperti permen..
Sudah lama jemari ini tidak menitikkan ujungnya untuk bercerita aksara. Aku senang menggabungkan tiga idiom yang aku pikir itu indah "hati, aksara dan titah". Menurutku ketiga kata itu menarik untuk dianalisa, bukan karena aku adalah anak sastra yang pandai mencari makna sebenarnya pada kata-kata. Namun aku lebih suka bermain pada makna kata yang aku artikan sendiri. Ketiga kata tersebut tidak berhubungan jika diartikan secara harfiah namun sungguh aku senang menggabungkan ketiga kata yg berbeda itu dengan sebuah kata yang fenomenal. Tulisan ini ku beri judul 'Namanya Hulwah'. Aku hampir tak ingat siapa dia, dalam hubungan seperti apa aku mengenalnya, karena draft tulisan ini sudah aku tulis lamaa sekali, mungkin lebih dari satu dasawarsa =p. Setelah berpikir keras baru kemudian aku bisa mengingatnya. Hulwah adalah seorang adik kecil yang sempat bertemu denganku beberapa jam ketika aku hendak merantau kembali di Ibukota. Ia adalah seorang adik kecil lucu yang pada hari itu bermain di pantai denganku. Dan kejadian itu dulu sempat membuatku galau.. wkwk
Aku tangguhkan aksaraku terlalu jauh membongkar terlalu dalam. Aku takut obat yang sudah lama bisa menyembuhkannya harus kembali dikonsumsi. Tatap jauh kedepan, dengan pemahaman yang semakin lurus. Dengan ilmu yang dipahami, bukan ilmu yang menjadi hiasan otak tanpa aplikasi. No Galau Please =p.. (SNH)

Definisi Lain 'Jodoh'

Rasanya bahagia, bisa kembali berkesempatan membuka blog ini. Rasa-rasanya ini sudah berdebu dan usang, tapi semoga rahmat dan karunia Allah ini bisa terus aku syukuri. Bersyukur dengan terus membagikan cerita, mengukir sejarah dan menapaki setiap tangga mimpi.

Minggu-minggu ini aku sedang disibukkan untuk mengurusi beberapa hal tentang beasiswa studi lanjutku, berikhtiar saja untuk terus menjalani skenario terang yang telah Allah tunjukkan kepadaku. Mencoba untuk menghayati kesyukuran atas nikmatNya yang berlimpah hingga saat ini. Sore ini aku terhentak karena sampai saat ini sudah bolak balik kantor Kelurahan Rawamangun tapi belum juga menemukan titik terang, tentang fc KK dan KTP sesorang yang tinggal di daerah Rawamangun. Rasanya hampir saja putus asa dan berhenti hingga akhirnya teringat bahwa aku punya beberapa kenalan Ibu-ibu yang tinggal di Rawamangun. Aku biasa kongkow bersama  mereka di taman surganya Allah tiap ahad (red:pengajian). Semoga ini menjadi solusi dari fc KK dan KTP yang sampai saat ini belum menuai solusi. Setelah selesai kongkow di taman surga, aku menghampiri salah satu Ibu yang entah mengapa sejak kemaren wajahnya selalu terbesit di pikiran ketika aku sedang memikirkan fc KK dan KTP itu. Aku mungkin memang berjodoh dengan Ibu tersebut, hingga Allah mengahantarkan aku kepadanya, bukan kepada Ibu yang lain. Wajah sumringahnya menyambutku, ketika aku hampiri beliau dan menyampaikan maksud hati ingin meminta tolong kepadanya. tidak ada keraguan dari hatinya untuk membantuku menyelesaikan ganjelan pikiran yang sejak kemaren menggangguku. alhamdulillah... Ingat sekali, sore itu hujan rintik mengiringi langkahku bersamanya dan seorang putri keduanya. Gadis itu adalah adik juniorku di kampus dan aku tau betul perjuangannya menembus UNJ dan mempertahankan untuk tetap bisa kuliah di kampus pergerakan itu. kita sampai di sebuah rumah kontrakkan yang membuat hatiku basah. untung saja aku masih bisa membendung bulir beningku agar tak jatuh disaat yang tidak tepat. Tidak banyak kata yang mampu aku ucapkan, mungkin hanya sepatah dua patah saja. Rasanya lidahku ini kelu, tercekat oleh sesuatu yang aku tidak tau itu apa.
Aku kagum kepada sosoknya, aku kagum akan ketangguhan, keyakinan, kebaikan hati yang dimiliki oleh keluarga kecil ini. Ia sudah lama ditinggalkan oleh suaminya, sendiri saja menghidupi keempat anaknya; dua gadis mahasiswa dan dua jagoan hebat yang masih berada di bangku sekolah. Sering kali ia bercerita tentang perlakuan semena-mena yang menimpa anaknya yang berkebutuhan khusus. Allah.. masih ada orang-orang yang tidak berpikir jernih, yang seharusnya bisa mempergunakan akal yang telah Allah berikan. Tapi ia sangat percaya bahwa Allah begitu menyayanginya, Kunjunganku ke istana kecilnya sore itu mengajariku definisi jodoh yang berbeda. Saat dahulu aku hanya mendifinisikan jodoh tentang seseorang yang Allah takdirkan untuk menjadi sebagian dari hidupku, tapi kini aku mampu mendifinisakannya dengan sudut pandang yang semakin luas. Jodoh adalah ketetapan Allah tentang sesiapa saja yang mampu memberikan erti dalam ruang-ruang kehidupan. Sesiapa saja yang melengkapi puzzle kehidupan kita. Ibu tangguh itu adalah jodohku, jodoh yang Allah kirimkan kepadaku, untuk mengajari erti hidup lebih dalam. memaknainya dengan penuh kesyukuran. Allah tidak pernah tidur, tidak pernah Alfa, tidak pernah salah perhitungan. Hal jazaaul ihsaan illal ihsan (balasan kebaikan itu adalah juga kebaikan). (SNH)